Macam-macam Kelainan dan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri Hingga Wanita Dewasa

Photo of author

By Redaksi

Arwini.com – Menstruasi merupakan hal umum yang dialami oleh kaum hawa, dimana masing-masing wanita bisa memiliki siklus menstruasi yang tidak sama antara yang satu dengan yang lain. Hal ini terutama dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang dimiliki.

Apakah Anda termasuk orang yang memiliki siklus menstruasi normal dengan periode mentrsuasi yang teratur setiap bulannya, ataukah mungkin siklus menstruasi Anda mengalamai gangguan hingga tidak bisa berlangsung secara teratur?

Nah, jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana siklus menstruasi yang normal dan permasalahannya, berikut ini adalah uraian lengkapnya:

Mungkin kita mengenal menstruasi sebatas keluarnya darah pada organ reproduksi wanita yang terjadi setiap bulan, namun secara medis menstruasi diartikan sebagai kondisi wanita yang mengalami perubahan fisiologis akibat pengaruh hormon FSH-Estrogen dan LH-Progesteron yang terjadi secara berkala.

Pada umumnya siklus menstruasi terjadi sekitar 28 hari, meski begitu tidak semua wanita memiliki siklus yang sama. Bisa saja siklus berlangsung setiap 21 hari atau 30 hari tergantung kondisi hormonal dari masing-masing wanita yang berbeda satu dengan yang lain.

Untuk periode waktu, menstruasi secara umum berlangsung selama 5 hari, namun ada juga sebagian wanita yang menstruasinya berlangsung 2 hari saja, atau hingga 7 hari, dan yang paling lama biasanya hingga 15 hari. Dan yang patut diwaspadai adalah jika darah keluar hingga lebih dari 15 hari, karena hal ini bisa menjadi indikasi adanya suatu penyakit tertentu. Selengkapnya bisa membaca 4 fase siklus haid normal berikut:

  1. Fase menstruasi yang ditandai dengan luruhnya dinding rahim dan dikeluarkan dari tubuh, terjadi pada hari pertama hingga ke-7 secara bertahap.

2. Fase pra ovulasi yang ditandai dengan pembentukan dan pematangan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Biasanya terjadi pada hari ke 7 sampai ke 13.

3. Fase ovulasi yang ditandai dengan matangnya sel telur pada wanita dan siap untuk dibuahi, biasanya berlangsung sekitar 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya.

4. Fase pasca ovulasi ditandai dengan kenaikan hormon progesteron yang membuat endometrium menebal sehingga siap menerima embrio. Namun jika tidak terjadi kehamilan maka, siklus akan berulang ke fase menstruasi.

Kelainan Menstruasi yang Umum Terjadi pada Wanita

1. Dysmenorrhea

Dysmenorrhea merupakan kelainan menstruasi yang ditandai dengan gejala rasa sakit yang luar biasa ketika menstruasi, termasuk diantaranya rasa sakit pada area punggung bagian bawah, tulang panggul hingga kram perut.

Dysmenorrhea sering dihubungkan dengan adanya kenaikan kadar kimia alami di dalam tubuh pada saat ovulasi yang bisa memicu rasa sakit, selain itu kondisi ini juga bisa berhubungan dengan adanya kelainan pada organ reproduksi, endometriosis ataupun fibroids yang bisa menimbulkan rasa sakit pada saat menstruasi.

Untuk mengetahui penyebab pasti dari dysmenorrhea maka cara yang paling tepat adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.

2. Menorrhagia

Kondisi menorrhagia ditandai dengan volume darah menstruasi yang sangat banyak, dan umumnya terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon atau kelainan pada rahim.

Jika Anda mengalami mentrsuasi lebih dari 7 hari dengan volume darah yang tidak tertampung pembalut, maka kemungkinan itu adalah menorrhagia. Selain itu gumpalan darah yang ada dalam menstruasi, meskipun dianggap normal namun jika jumlahnya banyak bisa menjadi tanda heavy periods.

Kondisi menorrhagia diyakini bisa menyebabkan wanita lebih rentan mengalami anemia.

3. Oligomenorrhea

Periode menstruasi yang tidak dapat diprediksi mungkin masih dianggap normal jika dialami ketika masa awal tahun pertama mengalami menstruasi dan pada saat akan mengalami menopause.

Mentruasi yang tidak teratur bisa disebabkan oleh beberapa fakktor, antara lain karena ketidakseimbangan hormon, kelainan organ reproduksi, stress yang tinggi, berat badan yang turun drastis, obesitas dan kista.

4. Amenorrhea

Seorang wanita yang tidak mengalami menstruasi hingga 3 bulan maka kemungkinan besar sedang hamil. Namun jika bukan kehamilan yang menjadi penyebabnya, maka bisa merupakan gejala perimenopause atau akan memasuki masa menopause.

Kondisi wanita yang tidak menstruasi juga bisa disebabkan oleh adanya tingkat stress yang tinggi, penurunan berat badan yang ekstrim atau karena menjalani latihan yang sangat berat.

Mengingat pada masa menstruasi volume darah yang keluar cukup banyak, maka sebaiknya Anda mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup dan makanan yang banyak mengandung zat besi agar terhindar dari resiko anemia selama menstruasi.

Cara Mengatasi Kelainan Haid Berdasarkan Jenisnya

Menstruasi normal merupakan hasil interaksi yang kompleks antara hipotalamus, kelenjar pituitari, ovarium dan endometrium. Setiap gangguan terhadap salah satu interaksi tersebut dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur. Sehingga dapat dikatkan banyak gangguan menstruasi yang terjadi pada wanita dewasa meskipun memiliki kematangan seksual yang normal.

Gangguan tersebut termasuk diantaranya telat haid (amenorrhea); nyeri haid (dismenore); pendarahan tidak terjadi pada uterus (anovulasi perdarahan); keluarnya darah secara berlebihan selama siklus menstruasi (menorrhagia); dan perdarahan tidak teratur (metrorrhagia) sebelum kami membahas kalainan ini ada baiknya anda membaca artikel kami tanda menstruasi untuk membedakan haid normal dan haid tidak normal.

Selain itu, banyak wanita mengalami sindrom pramenstruasi (Gangguan fisik dan emosional yang terjadi sebelum timbulnya menstruasi di setiap siklus haid pada wanita).

Selain itu, beberapa wanita juga akan mengalami nyeri perut yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan Ketidaknyamanan ini muncul saat seorang wanita berada pada masa ovulasi (perdarahan yang terjadi pada proses perpindahan dari folikel ke dalam rongga peritoneum) dan dapat diatasi dengan melakuan beberapa latihan ringan. Berikut arwini.com akan menjelaskan beberapa jenis gangguan menstruasi.

Amenore (Telat Haid)

Amenore adalah refleksi dari beberapa kegagalan dalam integral lingkaran neuroendokrin antara hipotalamus, kelenjar pituitari, ovarium, dan uterus yang mengontrol siklus menstruasi.

Ada dua kategori amenore (telat haid) yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah keterlambatan atau kegagalan seorang wanita muda dalam menstruasi setelah mencapai usia 16 tahun. Tentu saja seorang wanita mengalami pubertas secara bervariasi sehingga ia tidak perlu khawatir selama ia belum genap di usia 16 tahun.

Hal ini tidak akan bermasalah jika diiringi dengan tanda puberitas (percepatan pertumbuhan, ketiak atau rambut kemaluan, perkembangan payudara). Pengobatan untuk amenore primer biasanya tidak dilakukan hingga wanita tersebut mengalaminya di usia 18 tahun (telat haid saat berumur 18 tahun).

Amenore sekunder mengacu pada keterlambatan menstruasi yang terjadi pada wanita yang sebelumnya telah mengalami haid, namun haid selanjutnya tidak kunjung datang hingga siklus ketiga.

Haid jenis ini, umumnya banyak dialami oleh wanita. Sehingga anda tidak peru khawatir, namun jika tidak diatasi akan berakibat fatal salah satu diantara kekhawatiran tersebut adalah ketidakmampuan untuk hamil, sehingga dibutuhkan pengobatan lebih lanjut.

Penyebab amenore primer dikarenakan beberapa faktor diantaranya kelainan kromosom seperti sindrom Turner; penyakit hipotalamus atau hipofisis; yang dipicu oleh olahraga berlebihan; kekurangan asupan nutrisi dan gizi makanan yang diiringi gangguan seperti anoreksia nervosa dan obesitas; stres fisik secara berlebihan; dan efek samping dari berbagai obat.

Penyebab umum dari amenore sekunder adalah kehamilan; kista dan / atau tumor ovarium; penurunan berat badan ekstrim atau aktivitas fisik berlebihan; terapi radiasi atau plasenta abnormal pada kehamilan sebelumnya dan kerusakan hipofisis.

Untuk mendikagnosa kedua jenis amenore dimulai dengan menehaui penyabab-penyebabnya. Namun cara terbaik untuk mengetahuinya yaitu dengan melihat riwayat medis secara rinci, diikuti dengan pemeriksaan fisik yang cermat, selain itu dapat dipertegas dengan melakukan pemeriksaan panggul dan tengkorak menggunkan X-ray untuk menyingkirkan tumor hipofisis. Dikatakan juga bahwa tes laboratorium urin dapat digunakan untuk mendeteksi amenore sekunder.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa untuk mengatasi telat haid sekunder maupun primer hanya dapat dilakukan jika penyebab gangguan ini diketehaui, sehingga langkah awal yaitu mencari tahu penyebab telat haid tersebut.

Terapi hormon untuk telat menstruasi primer dilakukan jika hal itu dipicu oleh perubahan hormon. Untuk telat haid sekunder, biasanya dapat diatasi dengan merubah gaya hidup, menghindari stres, mengurangi aktivitas fisik.

Kedua jenis masalah ini dapat diatasi dengan bantuan obat-obatan, namun harus di bawah pengawasan dokter dan telah kami singgung  tipsnya di artikel Mengatasi Telat Haid Wanita.

Dismenore (Nyeri Haid)

Hal ini juga disebut sebagai kram menstruasi. Kram menyakitkan atau ketidaknyamanan perut bagian bawah, baik sebelum maupun selama menstruasi.

Rasa sakit ini biasanya hanya melibatkan daerah perut dan daerah kelamin, tapi terkadang rasa nyeri menghinggap bagian punggung bawah, di paha dan di seluruh panggul.

Seiring dengan rasa sakit tersebut, beberapa wanita mengalami mual, muntah, pusing dan pingsan. Pada kebanyakan wanita, kram cenderung menghilang pada usia usia 30an tahun. Sekitar 5% atau lebih, banyak wanita yang merasa kesulitan saat gangguan nyeri haid muncul.

Dismenore juga terbagi dua primer atau sekunder. Dismenore primer terjadi beberapa hari sebelum periode, pada awal perdarahan, atau terkadang selama periode haid.

Rasa sakit yag timbul dari gangguan ini juga bervariasi, dari yang ringan hingga nyeri yang parah, ada yang sesaat dan ada juga yang lama. Gejala lain dari rasa nyeri ini memudahkan sesorang terbawa pada kondisi yang mudah marah, kelelahan, sakit punggung, sakit kepala, sakit kaki, mual, muntah, dan kram.

Dismenore primer disebabkan oleh sistem endokrin dalam tubuh mengeluarkan hormon prostaglandin secara berlebihan yang merangsang rahim berkontraksi, sehingga menyebabkan rasa nyeri saat gesekan tersebut.

Dismenore sekunder sangat jarang terjadi pada wanita. Beberapa penyebab munculnya gangguan haid ini adalah radang panggul atau degenerasi, pemisahan normal dinding rahim atau pengembangan (yaitu, endometriosis), infeksi kronis rahim, polip atau tumor, atau kelemahan dari otot-otot yang mendukung fungsi rahim.

Ada banyak cara mengatasi nyeri haid. Telah kami bahas secara panjang lebar pada artikel sebelumnya. Silahkan baca: Atasi Nyeri Haid, baik menggunakan obat maupun tidak.

Anovulasi (Perdarahan tidak terjadi)

Anovulasi mengacu pada setiap perdarahan abnormal dari Miss V yang tidak termasuk dari kategoi siklus menstruasi normal. Anovulasi dialami wanita pada dua atau tiga tahun pertama setelah haid dan akan dialami lagi saat lima tahun sebelum menopause (tidak haid lagi).

Tanpa ovulasi pada siklus menstruasi normal maka hormone progesteron tidak dapat diproduksi lagi (baca: Masa Subur). Progesteron mengatur waktu siklus menstruasi, dan tanpa itu menstruasi menjadi tidak teratur bahkan berhenti sama sekali.

Para ahli percaya bahwa 20% dari kegagalan ovulasi adalah hasil dari beberapa kondisi berikut latihan fisik berlebihan, obesitas, penyakit kronis, produksi androgen yang berlebihan, disfungsi kelenjar tiroid, produksi prolaktin yang berlebihan atau masalah psikologis seperti stress.

Menorrhagia (Perdarahan Berlebihan)

Menorrhagia adalah gangguan yang cukup umum yang ditandai oleh keluarnya darah menstruasi secara berlebihan. Menorrhagia muncul karena ketidakseimbangan antara hormone tiroid yang diiringin dengan kelainan di sekitar panggul.

Jumlah rata-rata darah yang keluar selama periode menstruasi normal adalah sekitar 2 ons sementara dengan menorrhagia seorang wanita bisa kehilangan sekitar 3 ons atau lebih.

Beberapa penyebab menorrhagia diantaranya ketidakseimbangan hormon wanita (estrogen dan progesteron); fibroid; infeksi panggul; gangguan endometrium; alat kontrasepsi (IUD); dan hipotiroidisme.

Untuk mengobati menorrhagia dapat anda lakukan dengan bantuan dokter, sehingga berknsultasi ke dokter adalah cara terbaik. Berbeda dengan penyakit infeksi di panggul yang memerlukan pengangkatan rahim (histerektomi) atau pengobatan dengan kemoterapi (radiasi).

Metrorrhagia (Haid tidak Teratur)

Menstruasi tidak tertaur ini dipicu oleh beberapa factor yang telah kami singgung di artikel terdahulu (baca: Penyebab Haid tidak Teratur). Metrorrhagia sendiri dikenali dengan terjadinya perdarahan di sekitar Miss V saat siklus menstruasi teratur terjadi.

Meskipun ada beberapa factor yang mempengaruhinya dalam sebuah artikel disebutkan bahawa Perdarahan tersebut berasal dari beberapa kelainan tubuh sepert kanker serviks; polip pada serviks; atau erosi serviks, sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Oligomenore (interval Haid lama)

Kebanyakan wanita wanita menstruasi selama 25 sampai 30 hari jika mereka tidak sedang hamil, menyusui, atau memiliki kelainan lain seperti tumor, atau anorexia nervosa.

Dalam oligomenore, menstruasi terjadi dengan interval 35 hari atau lebih diantara periode menstruasi . Penyebab gangguan ini kadang-kadang dipicu oleh masalah emosional, diet ketat dan obesitas, gangguan hormonal.

Polymenorrhea (menstruasi berulang)

Jenis gangguan ini ditandai dengan menstruasi yang muncul kurang dari 20 hari atau haid terjadi 2 kali dalam sebulan (baca: Gangguan haid 2 kali dalam satu bulan). Penyebab menstruasi ini dikarenakan tidak seimbangnya hormone estrogen dengan progesterone (estrogen lebih mendominasi).

Kondisi ini sering ditemukan pada anak perempuan yang masih muda dan belum berovulasi dan juga biasa dialami oleh wanita yang akan mengalami masa menopause.

Leave a Comment