Mengatasi Mual dan Muntah Berlebihan Saat Hamil, Ini Panduannya Bund!

Photo of author

By Andra

Mual dan Muntah Berlebihan – Mual dan muntah kronis saat hamil merupakan hal yang umum terjadi pada awal kehamilan (trimester I). Gejala ini sering terjadi di pagi hari, oleh karena itu disebut juga dengan istilah Morning Sickness. Namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada siang dan malam hari.

Sekitar 50-60% kehamilan disertai dengan mual dan muntah, dari 360 wanita hamil. 2% diantaranya mengalami mual dan muntah di pagi hari dan sekitar 80% mengalami mual dan muntah sepanjang hari.

Kondisi ini bertahan hingga mencapai puncaknya pada usia kehamilan 9 minggu. Namun, sekitar 20% kasus mual dan muntah akan berlanjut sampai kelahiran atau dalam kurung waktu 9 bulan.

Mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari hingga menggangu pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan dehidrasi disebut Hiperemesis Gravidarum. Secara sederhana, hiperemesis gravidarum diartikan mual dan muntah lebih dari tiga kali sehari disertai dengan kehilangan berat badan lebih dari 5%, terhitung sejak sebelum hamil.

Tanda-tanda klinis dari hiperemis gravidarum meliputi dehidrasi, asidosis karena ketidakcukupan nutrisi, alkalosis karena kehilangan hidroklorida dan hipokalemia. Hiperemis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian pada ibu dan janin jika tidak tertangani dengan baik.

Pada janin dengan ibu yang menderita hiperemesis gravidarum berkepanjangan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian. Karena penyakit ini dapat mengancam nyawa ibu dan janin, akan kami jelaskan secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Untuk itu, setidaknya sahabat arwini akan mendapatkan penjelasan seputar;

  • Penyebab mual dan muntah berlebihan (Hiperemesis Gravidarum)
  • Gejala dan tingkat mual dan muntah berlebihan
  • Patofisilogi Hiperemesis Gravidarum
  • Penanganan Terbaik Mengatasi Mual dan Muntah Berlebihan

Penjelasan ini adalah rangkaian yang utuh, satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Untuk itu kami menyarankan untuk membaca dengan seksama.

Penyebab Umum Mual dan Muntah Berlebihan Saat Hamil

Penyebab hiperemis gravidarum belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, faktor-faktor seperti biologi, fisiologi, psikologi, sosiokultural dapat menjadi faktor resiko yang memicunya.

Beberapa teori menyatakan bahwa mual dan muntah selama kehamilan mungkin berhubungan dengan adaptasi untuk mencegah asupan makanan yang berbahaya, seperti mikroorganisme patogen yang ada dalam daging dan racun yang berada di setiap sayuran dan minuman.

Dengan mencegah masuknya komponen yang berbahaya, hal ini akan mencegah embrio dari keguguran. Yang termasuk resiko untuk hiperemesis gravidarum yaitu kehamilan ganda, primigravida, obesitas, gangguan metabolik, gangguan tropoblas, gangguan psikologis.

1. Human Chorionic Gonadotropin (HCg)

Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan produksi HCG (khususnya pada kehamilan mola dan kehamilan ganda) dan insiden hiperemesis ini meningkat ketika produksi HCG mencapai puncaknya (usia kehamilan sekiar 9 minggu).

Namun, tidak ada bukti yang mendukung hipotesis ini, bahkan banyak wanita yang tidak mengalami mual dan muntah meskipun kadar HCG meninggkat. Lebih lanjut, Penderita karsinoma chorionik (suatu penyakit yang berkaitan dengan peningkatan HCG) tidak mengalami mual dan muntah.

2. Faktor Hormon

Beberap hormon dapat menyebabkan hiperemis gravidarum, diantaranya estrogen, progesterone, ACTH, kortisol, growth hormone, dan prolaktin. Hal ini menjadi dasar bahwa kemungkinan hormon berperan penting pada kemunculan hiperemesis gravidarum, namun hal ini masih inkonsisten. Di antranya:

  • Progesteron

Pada kondisi awal kehamilan, kadar progesteron tetap dipertahankan oleh korpus luteum untuk mempersiapkan uterus pada saat proses implantasi. Progesteron ini memiliki sifat yang unik yaitu menekan sistem imun (kekebalan) ibu hamil.

Hal ini dimaksudkan supaya embrio dapat implantasi ke dalam rahim. Embrio dikenal sebagai benda asing, apabila sistem imun tidak ditekan maka tubuh akan menolak embrio.

Karena sistem imun tubuh ditekan, maka bunda akan rentan sakit, dan kemungkinan mual dan muntah yang dialami bunda berkaitan dengan pelemahan sistem imun ibu.

Penelitian pada 44 wanita hamil (22 pasien hiperemesis dan 22 sehat) membuktikan bahwa secara signifikan terdapat peningkatan kadar progesteron plasma pada wanita hamil hiperemesis dibandingkan dengan wanita sehat.

  • Estrogen

Peningkatan kadar estron dan estradiol diketahui dapat menyebabkan mual dan muntah. Pengamatan pasien dengan terapi estrogen menunjukkan salah satu efek samping yaitu mual dan muntah. Begitu pula dalam kehamilan, dimana terjadi peningkatan estrogen.

Lebih lanjut, apabila fetus yang dikandung berjenis kelamin perempuan, maka mual dan muntah akan lebih parah karena konsentrasi estrogen di utero mengalami peningkatan yang signifikan. Penderita hiperemesis gravidarum lebih sensitif terhadap estrogen.

  • Hepertiroid

Secara fisiologis, fungsi tiroid mengalami perubahan selama kehamilan, salah satunya karena dipicu oleh hormon (HCG). Pada hipertiroid, kadar T3 bebas dan t4 bebas normal, tetapi terjadi penurunan TSH (Tiroid stimulating hormone), kemungkinan hal ini menyebabkan hiperemesis gravidarum.

Hipertiroid hiperemesis gravidarim akan terjadi sampai umur kehamilan 18 minggu. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kadar HCG. TSH dan HCG memili struktur protein yang hampir sama, hal ini menyebabkan HCG dapat berfungsi seperti TSH yaitu dapat berkaitan dengan reseptor TSH dan menstimulus tiroid secara berlebihan.

3. Psikosomatik

Perubahan fisiologis merupakan penyebab utama mual dan muntah berlebihan. Yang akan kami jelaskan secara sederhana seperti ulasan berikut:

  • Hiperemesis gravidarum mengekspresikan adanya konflik, seperti penolakan terhadap kehamilan, pribadi yang belum dewasa, bergantung pada kekuatan ibu, dan takut akan kehamilan.
  • Hiperemesis gravidarum mengekspresikan adanya disfungsi seksual.
  • Hiperemesis gravidarum merupakan gejala perubahan, mengekspresikan disfungsi histerikal, neurotik, dan depresi.
  • Hiperemesis gravidarum merupakan dampak dari stres psikososial, misalnya kekerasan atau konflik antar pasangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, hiperemesis gravidarum sangat berkaitan dengan faktor stres, seperti ketakutan, kurangnya informasi tentang kehamilan (baca: pengetahuan wajib tiap trimester), komunikasi yang buruk dengan pasangan, dll.

Gejala dan Tingkat Mual dan Muntah Berlebihan

  • Tingkat Ringan

Mual dan muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung.

  • Tingkat Sedang

Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering, dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan kontisipasi.

  • Tingkat Berat

Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus, dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat(ensedalopati Wernicke) dengan adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental.

Patofisiologi Mual dan Muntah Berlebihan saat Hamil

Perasaan mual diakibatkan oleh beberapa faktor, keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Hal ini akan dialami oleh kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipoklomerik.

Belum ditemukan secara pasti mengapa gejala ini hanya dialami oleh sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spasik dengan gejala tak suka makan dan sering mual, akan mengalami hiperemesis gravidarum yang lebih berat.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena kondisi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik, dan aseton dalam darah.

Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida dalam urin.

Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.

Kekurangan kalium sebagai akibat muntah dan bertambahnya eksresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati, disamping dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mllory weiss), dengan akibat perdarahan gastro intensial.

Pada umunya, robekan ini ringan dan pendarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi dan tindakan operatif.

Cara Mengatasi Mual dan Muntah Berlebihan Sepanjang Hari

Penangan dapat berupa edukasi, hidrasi, medikasi, hospitalisasi, dan konseling psikosomatik apabila dibutuhkan. Berikut cara mengatasi mual dan muntah berlebihan saat hamil dengan langkah sederhana:

1. Edukasi

Penanganan yang pertama yaitu dapat berupa edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup bunda. Bunda disarankan aktif menanyakan segala hal berkaitan kehamilan yang sedang dijalan, jangan takut bertanyak ke dokter, begitu pula jangan malu untuk berkeluh kesah.

2. Memperbanyak Nutrisi dan Gizi

Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah yang ringan dapat mengkonsumsi nutrisi dan gizi yang seimbang dengan ketentuan makan dan minum dalam porsi kecil tapi sering (sepanjang hari). Makanan harus kaya akan karbohidrat dan rendah lemak dan asam.

Sangat direkomendasikan untuk memperbanyak makan snack sehat, kacang dan biskuit. Ditambah dengan minuman pengganti elektrolit dan kecukupan asupan kalori. Jika bau pada makanan yang baru dimasak (panas) dapat memicu muntah, maka dianjurkan untuk menyediakan makanan dingin.

Selengkapnya, bunda bisa membaca daftar makanan sehat untuk ibu hamil serta menghindari pantangan makanan yang banyak direkomendasikan oleh dokter.

3. Memperhatikan Gaya Hidup

Selain makanan, bunda juga dianjurkan untuk memperhatikan gaya hidup untuk membantu mencegah stres serta mengurangi muntah. Gaya hidup yang memperburuk kondisi tubuh, membahayakan janin seharusnya dihindari sejak dini. Seperti penggunaan alkohol dan obat-obatan.

4. Menata Emosi

Dukungan emosional juga penting untuk mencegah hiperemesis gravidarium menjadi lebih parah. Hindari aktivitas yang membuat emosi semakin terpacu, tahan amarah bila perlu.

Akhir kata, kami sangat merekomendasikan untuk menghubungi dokter bila terjadi gangguan selama kehamilan baik sifatnya ringan maupun berat. Mudahan ulasan mengenai mual dan muntah berlebihan saat hamil muda bermanfaat buat bunda. Terima kasih

Leave a Comment