Aneka Perhiasan Tradisional Jawa

Photo of author

By Andra

Aneka Perhiasan Tradisional Jawa
Ilustrasi perhiasan tradisional
Budaya tradisional di Indonesia banyak jenis dan ragamnya. Budaya tersebut ada yang berbentuk secara nyata (kebendaan) dan wujudnya bisa dinikmati atau dilihat secara langsung seperti pakaian adat, perhiasan tradisional dan lain-lain. Namun ada pula yang tidak berwujud namun tetap bisa dinikmati secara langsung misalnya gaya bahasa, ajaran-ajaran moral, dan lain-lain.
Perhiasan tradisional di setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Kesamaannya adalah fungsi perhiasan sebagai penanda status sosial maupun kedudukan dan pangkat si pemakai. Perhiasan juga memiliki hubungan dengan budaya yang berkembang di daerah tersebut.
Contohnya koleksi perhiasan tradisional di daerah Jawa. Jenisnya sangat banyak dan masing-masing punya fungsi sendiri. Selain itu dalam setiap jenis perhiasan, untuk memakainya juga punya aturan tersendiri. Jadi tidak setiap orang bisa dengan bebas bisa menggunakannya, meski dia menyukai atau menginginkannya.
Seperti kebanyakan perlengkapan tradisional, selalu terkait dengan masalah kepercayaan yang berkembang di masyarakat itu sendiri. Ketika kepercayaan masyarakat terhadap ruh nenek moyang masih tinggi misalnya, maka berbagai perlengkapan tradisional akan terkait erat dengan masalah kepercayaan itu sehingga muncul perlengkapan tradisional yang dinilai memiliki kekuatan gaib. Demikian pula ketika kepercayaan itu mengalami pergeseran, maka wujud perlengkapan tradisional pun mengalami hal serupa. Bahan Perhiasan tradisional
Berbicara tentang perhiasan tradisional, secara umum bisa dikategorikan menjadi beberapa jenis perhiasan sesuai dengan peruntukannya. Sehingga di masyararakat kita mengenal ada perhiasan yang digunakan untuk upacara, ada perhiasan yang digunakan untuk menunjukan pangkat, ada pula perhiasan yang memang fungsinya hanya sekedar untuk asesoris saja atau perlengkapan pakaian. Namun demikian, sekalipun berbeda-beda peruntukannya, yang namanya perhiasan tetap saja diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang tidak saja unik, menarik tapi juga bernilai seni tinggi. Demikian pula dengan bahan yang dipergunakannya, akan senantiasa dicari bahan-bahan bermutu tinggi. Karena itulah perhiasan tradisional jauh lebih tahan lama dibanding dengan perlengkapan atau aksesoris modern.
Secara umum bahan untuk membuat perhiasan tradisional adalah beraneka macam logam, baik secara sendiri-sendiri maupun digabung antara beberapa logam mulia dengan batu permata misalnya. Beberapa bahan yang paling banyak digunakan untuk membuat perhiasan tradisional antara lain :
Emas dan batu mulia
Hampir di semua daerah bahkan dunia sepakat bahwa emas merupakan bahan perhiasan yang paling tinggi nilainya. Demikian pula dalam membuat perhiasan tradisional, emas menjadi salah satu bahan utama baik emas murni maupun emas yang telah dicampur logam lain. Dengan demikian perhiasan tradisional yang terbuat dari bahan emas ini menjadi salah satu sumber kekayaan yang nilainya akan terus bertambah. Tidak mengherankan pula bila kepemilikan terhadap emas ini secara tradisional merupakan lambang status dan kekayaan seseorang. Sehingga hanya orang-orang kaya saja yang bisa memiliki dan menggunakan perhiasan tradisional yang terbuat dari emas tersebut. Hal tersebut berlaku pula dalam kehidupan modern sekarang ini, sekalipun tidak menutup kemungkinan orang biasa pun bisa memiliki perhiasan emas yang banyak, baik yang berasal dari harta warisan ataupun karena bentuk tabungan keluarga yang merasa lebih aman menginvestasikan dalam bentuk perhiasan emas daripada harus menabung di bank.
Selain emas, perhiasan ini kadangkala juga masih diberi berlian, intan atau batu mulia lainnya untuk menambah keindahan dari perhiasan tersebut. Selain menambah keindahan, ketika emas dipadukan
dengan batu mulai seperti itu, akan pula menambah nilai jual dari perhiasan tersebut. Dengan demikian semakin banyak batu mulai yang dipergunakan, akan semakin mahal pula harganya. Tidak
mengherankan bila perhiasan tradisional yang terbuat dari emas dengan bertatahkan batu berlian dan batu mulia lainnya, hanya dimiliki oleh kalangan raja dan keluarga istana semata.
Perak
Perhiasan tradisional yang berbahan perak sebenarnya tidak terlalu sering di gunakan di daerah Jawa. Kecuali di daerah Jogjakarta atau Kota Gedhe yang sejak dulu memang terkenal sebagai pusat pembuatan kerajinan perak. Bahan ini hanya digunakan untuk perhiasan yang ukurannya kecil-kecil saja, seperti cincin atau gelang. Di daerah lain perhiasan tradisional yang terbuat dari perak termasuk cukup banyak, namun karena nilainya tidak semewah dan semahal perhiasan tradisional yang terbuat dari emas, maka perhiasan terbuat dari perak ini dipergunakan oleh kalangan lebih rendah dari kalangan raja dan keluarga. Atau kalaupun dipergunakan oleh kalangan raja dan keluarganya, maka tidak merupakan perhiasan utama yang akan menunjukkan status sosialnya.
Kuningan
Perhiasan dengan bahan kuningan biasanya digunakan oleh kelas menengah. Mereka punya status sosial dan pangkat atau jabatan, namun tidak terlalu tinggi. Bentuk perhiasan tradisional yang terbuat dari bahan kuningan ini biasanya dipergunakan dalam bentuk emblem kepangkatan, kancing baju, jam tangan, cincin, dan perhiasan tradisional lainnya. Tentu saja dinilai dari harganya, perhiasan kuningan ini lebih rendah dari emas dan perak, sehingga itu pula yang ditunjukkan oleh status sosialnya. Namun tentu saja seorang masyarakat dari kelas menengah yang memiliki perhiasan dari kuningan, tetap akan dinilai orang berada pada jaman dulu. Dengan sendirinya akan menjadi kebanggaan generasi selanjutnya.
Perunggu
Merupakan bahan untuk membuat perhiasan yang paling murah harganya. Biasanya dipakai oleh orang kebanyakan dengan kedudukan sosial yang tidak tinggi serta tidak punya jabatan tertentu. Jenis-Jenis Perhiasan Tradisional Jawa
Di dalam masyarakat Jawa terutama Jawa Tengan dan Yogyakarta, perhiasan berbentuk kalung digunakan dalam setiap jenis kegiatan. Namun masing-masing jenis kegiatan juga punya model sendiri. Ada juga kalung yang digunakan untuk menunjukkan jabatan orang yang menggunakannya dalam lingkungan istana. Misalnya model kalung untuk seorang prajurit pasti berbeda dengan model yang dipakai oleh seorang kepala prajurit. Selain kalung juga terdapat bros dengan fungsi yang sama. Cara memakainya disematkan pada kain baju di dada. Inilah salah satu bentuk perhiasan yang sekaligus juga menunjukkan status sosial dan kepangkatan yang dimilikinya.
Dalam masyarakat tradisional, perhiasan memang tidak saja memiliki nilai ekonomi, nilai fungsi, sekaligus merupakan jenjang kepangkatan dalam meniti karirnya. Baik berkarir di kerajaan menjadi prajurit dan abdi dalem keraton, maupun berkarir dalam pemerintahan formal. Memang sekarang perhiasan tidak sekaligus menunjukkan kedua hal tersebut, selain bahwa perhiasan salah satu bentuk investasi.
Selain perhiasan yang telah disebutkan sebelumnya, dalam masyarakat tradisional dikenal pula perhiasan lain seperti gelang, cincin, binggel (gelang yang dipakai di kaki) dan lain-lain. Namun fungsi perhiasan ini hanya sekedar asesoris saja. Bukan untuk menunjukan pangkat atau kedudukan sosial, kecuali bahannya saja yang berlainan. Semakin tinggi bahannya, maka semakin tinggi pula harganya. Sehingga siapa saja yang memiliki perhiasan-perhiasan tersebut akan senantiasa terkait dengan kekayaan yang dimilikinya. Dan pemahaman seperti itu, masih berlaku sampai sekarang di kehidupan masyarakat modern.

Leave a Comment