10 Tradisi dan Budaya Unik yang Hanya di Temukan di Indonesia

Photo of author

By Andra

Arwini.com – Apa yang dikenal dunia akan Indonesia lebih banyak mengenai tradisi dan budayanya. Selain karena tradisi dan budaya yang dimiliki Indonesia sangat beragam juga karena ada ritus-ritus yang berisi pesan didalamnya.

Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai suku-suku didalamnya, secara otomatis melahirkan tradisi dan budaya unik yang menyertainya. Kami telah menghimpun 5 tradisi dan budaya unik di Indonesia khusus untuk pembaca blog ini.

Kelima tradisi dan budaya unik di Indonesia ini selain sangat populer juga memiliki keunikan tersendiri dibanding tradisi dan budaya lainnya.

1. Ma’Nene Toraja

Bagaimana jadinya jika orang yang sudah meninggal tiba-tiba bisa berjalan? Ya itu terjadi pada tradisi khas Toraja yaitu Ma’Nene. Bahkan beberapa media asing sempat menyebut tradisi ini layaknya pembangkitan kembali zombie. Namun tidak seseram namanya, tradisi ini sesungguhnya hanya sebuah ritus untuk menghormati peran leluhur.

Mayat-mayat tersebut dibersihkan dan diganti pakaiannya untuk kemudian didudukan di teras-teras rumah. Uniknya mayat-mayat tersebut tidak busuk karena telah diawetkan. Karena keunikannya tradisi ini sering menjadi tontonan wisatawan dalam maupun dari luar negeri.

2. Debus Banten

Bagi anda yang tidak tahan terhadap aksi kekerasan, maka jangan coba-coba untuk menonton atraksi debus. Debus merupakan tradisi khas dari Banten, Jawa Barat dimana orang-orang yang telah dimantrai akhirnya kebal terhadap senjata tajam.

Dengan iringan musik khas sunda, biasanya debus dibarengi dengan gerakan-gerakan pencak silat. Sebelum debus dimulai biasanya diadakan ritus-ritus agar tubuh orang tersebut tahan terhadap segala jenis serangan. Bagi anda yang suka dengan tradisi dan budaya ekstrem, atraksi debus bisa menjadi pilihan anda saat musim liburan tiba.

3. Malam Satu Suro Jawa Tengah

Jika ada festival yang banyak diikuti di Indonesia, maka Malam Satu Suro adalah jawabannya. Berbeda dengan festival-festival lain di dunia, Malam Satu Suro lebih kental dengan unsur mistis dan gaib. Dengan berbagai sesuguhan dan arak-arakan, prosesi Malam Satu Suro biasanya berbeda dari daerah ke daerah.

Malam Satu Suro merupakan hari pertama dalam kalender Jawa, dan karena tradisi hindu masih sangat melekat, tradisi ini masih sangat awet dan sering digelar di Indonesia terutama di Jawa Tengah.

4. Ikipalin Wawena

Ikipalin merupakan tradisi dan budaya unik lainya di Indonesia. Seseorang akan memotong jarinya jika ada kerabatnya yang meninggal dunia.

Hal itu sebagai lambang duka dan penghormatan terhadap orang yang sudah meninggal tersebut. Tradisi ini merupakan tradisi khas Wamena, Papua.

Orang yang sudah melakukan Ikipalin tidak akan menangis karena telah melakukan penghormatan yaitu dengan memotong jarinya. Sangat sadis dan menyeramkan, namun itulah tradisi yang berkembang di Wamena. Jika anda berkunjung ke Papua, tidak salahnya menemui warga yang telah melakukan Ikipalin tersebut.

5. Penamou Maluku

Bagi masyarakat modern pengasingan wanita saat hamil terlihat seperti sebuah penyiksaan. Namun faktanya ada tradisi seperti itu, yaitu disebut Penamou atau pengasingan wanita hamil khas Suku Naulu, Maluku.

Dalam prosesnya, wanita hamil akan ditempatkan disebuah gubuk kecil dengan dilengkapi sebuah tempat tidur. Dan lebih anehnya lagi, sang suami tidak diperbolehkan menengok sang istri hingga wanita hamil tersebut melahirkan.

Baca Juga: 7 Kota Besar di Indonesia yang Banyak Disinggahi Traveller

Selain wanita hamil, wanita yang sedang dalam masa haid pun diasingkan dalam sebuah gubuk kecil. Tidak terlalu jelas apa pesan yang menyertainya, yang pasti Suku Naulu mempunyai alasan-alasan dibalik tradisi pengasingan wanita hamil tersebut.

6. Ngaben Bali

Tradisi unik yang diselenggarakan di Bali ini merupakan bentuk ritual Umat Hindu Bali untuk menghormati leluhur. Upacara Ngaben dilakukan dalam beberapa bentuk, yaitu:

1. membakar jenazah yang masih utuh biasanya berselang 3-7 hari setelah meninggal atau sebulan setelah persiapan Ngaben selesai

2 . Ngaben dengan menggunakan jenazah yang telah dikubur sebelumnya, dan

3. Tanpa menggunakan jenazah karena alasan tertentu dimana jenazah disimbolkan dengan kayu cendana yang sudah ditorehkan aksara magis.

Upacara Ngaben juga merupakan simbol keikhlasan keluarga yang telah ditinggalkan.

7. Rambu Solo Tana Toraja

Rambu Solo merupakan tradisi turun menurun yang diselenggarakan oleh masyarakat Tana Toraja di Sulawesi Selatan. Tradisi pemakaman ini membutuhkan persiapan yang cukup lama karena ada banyak ritual yang harus dilaksanakan dengan biaya yang tidak sedikit.

Masyarakat setempat masih mempertahankan tradisi tersebut sebagai simbol penghormatan kepada anggota keluarga yang meninggal dan mengantarkan arwah mereka pada keabadian bersama para leluhur. Upacara adat ini juga dianggap sebagai bentuk penyempurnaan kematian setelah semua prosesi pemakaman selesai dilaksanakan.

8. Fahombo Nias

Fahombo merupakan ritual unik yang dilakukan masyarakat Nias sebagai simbol pendewasaan, dimana sejak usia 10 tahun anak lelaki di Nias sudah disiapkan untuk Fahombo yaitu melompati batu dengan ketinggian lebih dari 2 meter berbentuk piramida.

Ritual ini menjadi semacam bentuk latihan ketangkasan bagi prajurit muda pada masa lampau yang menandakan bahwa mereka telah siap memikul tanggungjawab sebagai lelaki dewasa. Untuk melakukan ritual ini dibutuhkan teknik melompat dan mendarat yang benar agar tidak menimbulkan cedera.

9. Pasola Sumba

Tradisi unik Pasola dilakukan oleh masyarakat Sumba berupa ritual perang-perangan sebagai puncak dari serangkaian ritual untuk memohon anugerah dari para dewa agar panen yang dihasilkan melimpah.

Peperangan dilakukan oleh dua kelompok yang masing-masing beranggotakan lebih dari 100 pemuda dengan bersenjatakan tombak yang berujung tumpul.

10 Grebeg Jogja

Tradisi grebeg biasanya diselenggarakan di Keraton Kesultanan Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta dengan tiga jenis grebeg, yaitu Grebeg Mulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, Grebeg Syawal untuk merayakan Idul Fitri dan Grebeg Besar untuk memperingati Idul Adha.

Tradisi ini dilengkapi dengan beberapa gunungan yang merupakan simbol dari rasa syukur dan bentuk sedekah dari Sultan untuk rakyatnya berupa aneka ragam sayuran dan hasil bumi yang disusun mengerucut menyerupai tumpeng.

Setelah dido’akan di Masjid Agung, gunungan akan diperbutkan oleh masyarakat yang telah berkumpul di Alun-alun Utara dimana mereka meyakini adanya keberuntungan jika berhasil membawa pulang bagian dari gunungan tersebut, atau sering diistilahkan dengan Ngalap Berkah.

Leave a Comment