Wisata Malioboro, Wisata Sejarah dan Budaya Kebanggaan Jogja

Photo of author

By Redaksi

Arwini.com – Yogyakarta, dikenal dengan kota budaya yang sarat akan seni dan tradisi yang masih tetap terjaga hingga saat ini. Berbagai situs sejarah dan pesona wisata alam seolah menjadi magnet bagi para traveller untuk selalu singgah ke kota gudeg ini.

Berbagai sajian wisata yang mempesona cukup membuat wisatawan berdecak kagum dan ingin menjelajahi setiap penjuru Jogja yang menawarkan keindahan beraneka warna.

Salah satu lokasi di Jogja yang sudah tidak asing lagi di telinga para wisatawan adalah Jalan Malioboro. Ya, lokasi ini memang menjadi salah satu spot di Jogja yang wajib untuk di singgahi.

Malioboro terletak di jantung kota Yogyakarta, sejarah mencatat bahwa kawasan ini menjadi pusat perdagangan yang awalnya banyak digerakkan oleh etnis Tionghoa yang bermukim di daerah Pecinan, Ketandan.

Sebelum menjadi pusat perdagangan, kawasan ini terbilang sepi dengan pohon asem yang tumbuh di sekitarnya. Warga sekitar yang menyusuri jalan ini biasanya akan menuju ke beberapa tempat penting di sekitarnya, yaitu Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil yang ada di dekat Gedung Agung, atau hendak ke Loji Kebon yang tak lain adalah Gedung Agung itu sendiri.

Malioboro menyimpan banyak kisah dan sejarah. Ada beberapa versi terkait sejarah penamaan Malioboro.

Versi pertama menyebutkan bahwa kata Malioboro berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti karangan bunga. Hal ini merujuk pada jalanan yang dipenuhi karangan bunga jika ada acara besar atau hajatan yang sedang diselenggarakan Keraton Yogyakarta.

Versi kedua menyebutkan bahwa nama Malioboro merupakan kependekan dari Maliya saka bara yang artinya adalah mulia dari pengembaraan.

Selain itu, versi lain menyebutkan bahwa Malioboro berasal dari nama bangsawan asal Inggris bernama Marlborough yang tinggal di Yogyakarta pada tahun 1816-1881.

Malioboro juga merupakan sumbu imajiner yang menghubungkan Laut Selatan, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi. Berada di pusat kota, Malioboro cukup mudah diakses baik dengan sepeda motor, mobil, maupun kendaraan umum.

Kawasan ini berdekatan dengan beberapa bangunan bersejarah, mulai dari Stasiun Tugu Jogja, Gedung Agung atau Istana Kepresidenan, Benteng Vredeburg, Gedung Kantor Pos Pusat, hingga Keraton Yogyakarta.

Dari Stasiun Tugu Jogja, pengunjung bisa naik becak atau berjalan kaki untuk sampai ke Malioboro karena jaraknya memang tidak terlalu jauh. Namun jika naik bus, maka bisa memilih Trans Jogja rute 2A dari Terminal Bus Jombor, atau Trans Jogja Rute 3A dari Terminal Bus Giwangan.

Malioboro adalah surga belanja bagi wisatawan, di lokasi ini pengunjung bisa membeli aneka barang yang diinginkan. Mulai dari aksesoris berupa perak atau etnik, t-shirt dengan aneka sablon unik khas Jogja, batik, lukisan, wayang kulit, blangkon, baju lurik, aneka barang kerajinan hingga souvenir berbentuk miniatur kendaraan tradisional.

Untuk sisi sebelah timur, wisatawan juga bisa menikmati wisata belanja di Pasar Beringharjo yang sudah sangat populer di Yogyakarta.

Di sisi luar pasar Beringharjo pengunjung bisa mencicipi sajian khas Jogja, mulai dari pecel, gudeg, sate gajih, hingga jajanan pasar dengan harga yang relatif murah.

Oleh-oleh khas Jogja juga bisa dibeli di sini jika Anda ingin sekalian berbelanja oleh-oleh, mulai dari bakpia, yangko hingga makanan khas lainnya. Di pasar Beringharjo pengunjung bisa berbelanja batik sepuasnya dengan kisaran harga yang bervariasi.

Tips berbelanja di Malioboro dan Pasar Beringharjo adalah menawar, jika Anda pandai menawar, barang yang Anda inginkan bisa dibawa pulang dengan harga miring.

Baca Juga: Hotel Murah dekat Malioboro

Berbagai agenda kesenian bisa dinikmati di kawasan Malioboro, tapi bersifat insidental sehingga tidak pasti waktunya.

Hanya saja untuk agenda Festival Kesenian Yogyakarta biasanya dilaksanakan pada bulan Juni-Juli, sedangkan event Pekan Budaya Tionghoa dilaksanakan menjelang perayaan tahun baru China atau Imlek.

Wisata Malioboro akan semakin ramai di malam hari (baca: wisata malam Jogja), dimana sajian kuliner khas Jogja seperti gudeg bisa dinikmati dalam suasana kekeluargaan dengan banyaknya warung makan lesehan di sebelah utara Malioboro.

Berbagai hiburan seniman Jogja dalam mengekspresikan karyanya bukan hanya menawarkan kemeriahan namun juga memberikan kesan yang tak terlupakan.

Mulai dari aksi musikal yang kental akan nuansa etnik, hingga aksi pantomim dan melukis yang akan membawa pengunjung ke dalam suasana malam yang berkesan.

Itulah mengapa Lokasi Maliboro, dapat dikatakan Wisata Sejarah dan Budaya Kebanggaan Jogja. Selamat Berlibur.

Leave a Comment