Kejang-kejang Semasa Kehamilan? Atasi Epilepsi dengan Langkah Mudah Berikut Ini!

Photo of author

By Andra

Arwini.com – Epilepsi merupakan penyakit unik yang sering mengagetkan banyak orang. Kata ‘epilepsi’ merepresentasikan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kejang-kejang mendadak.

Penyakit epilepsi merupakan kondisi dimana sel-sel neuron yang ada pada otak mengalami gangguan sehingga mengakibatkan impuls saraf menjadi tidak stabil dan akhirnya terjadilah kejang-kejang.

Lalu bagaimana jika orang yang mengidap epilepsi ternyata mengalami kehamilan? Apakah kondisi seseorang yang mengidap epilepsi akan membahayakan janin yang ada pada rahim?

Temukan berbagai jawaban dan penjelasan tentang penyakit epilepsi pada ibu hamil dalam artikel ini, berikut ulasannya.

Kejang-kejang merupakan gejala khas dari penyakit epilepsi, dan disebabkan oleh sel-sel saraf yang tidak terkontrol. Mirisnya, banyak orang menganggap penyakit epilepsi sebagai penyakit ‘kutukan’, sehingga tidak melakukan perawatan lebih lanjut.

Terdapat dua kategori penyakit epilepsi pada ibu hamil, yaitu penyakit epilepsi yang sudah ada sebelum kehamilan dan penyakit epilepsi yang disebabkan karena kehamilan. Dari sisi gejala, keduanya tidak ada perbedaan, namun agar lebih jelas, berikut ulasannya.

Penyakit Epilepsi Sebelum Kehamilan

Penyakit epilepsi biasanya muncul untuk pertama kali pada masa kanak-kanak dan terus berkembang hingga menginjak masa dewasa. Ibu hamil yang memiliki latar belakang penyakit epilepsi mesti ditangani lebih serius.

Biasanya ibu hamil yang menderita epilepsi akan diberikan anti-epileptic drugs (AED) atau obat anti epilepsi untuk mencegah terjadinya kejang-kejang dan mengontrol sel saraf pada otak. Namun sayangnya obat tersebut memiliki efek samping yang beresiko tinggi terhadap kesehatan janin.

Berbagai penelitian memperlihatkan adanya efek samping penggunaan obat anti-epilepsi ini terhadap bayi, berikut beberapa kemungkinan yang mungkin muncul pada bayi jika ibu hamil mengkonsumsi obat anti-epileptic drugs:

  • Masalah mengingat
  • Kemampuan intelektual rendah
  • Lambat berbicara dan berjalan
  • Masalah komunikasi (verbal maupun nonverbal)
  • Autism

Oleh karena itu sangat penting bagi ibu hamil yang menderita epilepsi untuk konsultasi terlebih dahulu, tentang penggunaan obat anti epilepsi ini. Tanyakan pada dokter tersebut, apakah ada pengobatan alternatif selain anti-epileptic drugs.

Jangan pernah mengkonsumsi anti-epileptic drugs jika dokter tidak menyarankannya, sebaliknya jangan pernah menghentikan konsumsi obat ini jika dokter tidak merekomendasikannya.

Untuk melihat sejauh mana penggunaan dan efek samping obat ini terhadap kesehatan janin, Anda harus terus melakukan check up baik berupa tes darah ataupun ultrasound.

Penyakit Epilepsi yang Disebabkan Karena Kehamilan

Jika sebelumnya kita membahas tentang epilepsi yang sudah ada sejak pra kehamilan, kini kita akan membahas tentang epilepsi yang muncul karena kehamilan.

Penyakit epilepsi yang muncul tiba-tiba pada masa kehamilan disebabkan oleh gangguan hormon. Penyakit epilepsi yang tiba-tiba muncul bisa saja beresiko terhadap kesehatan bayi, namun jika ditangani dengan benar, epilepsi tidak akan berpengaruh terlalu banyak terhadap kesehatan bayi. Epilepsi yang muncul tiba-tiba karena kehamilan bisa diatasi dengan pengelolaan hormon yang benar.

Tips Mengatasi Penyakit Epilepsi pada Ibu Hamil

Bagi mereka yang memiliki latar belakang epilepsi, pastikan untuk merencanakan kapan akan memiliki anak.

Hal ini penting, karena Anda bisa melakukan persiapan matang baik berbentuk konsultasi dengan dokter ataupun pengelolaan pola makan.

Pastikan Anda juga mengkonsumsi vitamin prenatal (vitamin-vitamin yang dikonsumsi sebelum masa kehamilan) dan juga makanan-makanan yang mengandung asam folat untuk kesehatan otak.

Baca Juga: Solusi Mengatasi Depresi pada Ibu Hamil

Leave a Comment